Yuk, Bebaskan Diri dari Trauma

 



Yuk Bebaskan Diri dari Trauma

Siapa sih di dunia ini yang tidak pernah bertemu dengan masalah? Setiap orang pasti pernah mengalami  masalah dalam hidupnya. Entah itu masalah yang kecil dan ringan, sedang atau masalah yang besar dan berat. Untuk masalah-masalah yang ringan memang tidak terlalu menyita energi dan perhatian untuk menyelesaikannya. Namun bila masalah itu besar dan berat, maka bisa menyita waktu, energi dan pikiran yang besar pula. Bahkan bagi sebagian orang bisa menimbulkan trauma. 

Tentang trauma, sebenarnya tidak hanya menimpa psikologis saja, tapi ada trauma fisik juga. Namun kali ini saya ingin membahas tentang trauma psikologis. Apa itu trauma psikologias?

Trauma psikologis adalah respons emosional yang diberikan oleh seseorang atas kejadian buruk yanng dialaminya seperti bencana alam, kecelakaan, ataupun kekerasan seksual. Orang tersebuat merasa tidak aman dan tidak berdaya menghadapi dunia yang penuh bahaya. Sebagian dari kita mungkin tidak pernah mengalami trauma semasa hidupnya. Namun, sebagian lainnya mungkin pernah mengalaminya. 

Saat mengalami trauma, seseorang mungkin juga akan tersiksa dengan emosi, ingatan, dan kecemasan yang mengingatkan kepada peristiwa tersebut, hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Bahkan, ia mungkin juga menjadi tidak bisa percaya lagi kepada orang lain.

Sebenarnya, ada banyak kejadian yang dapat menyebabkan trauma, terutama yang mengancam nyawa. Namun, situasi yang membuat seseorang kewalahan terhadap perasaan tertentu (overwhelmed) atau justru merasa terpinggirkan juga dapat menyebabkan trauma.

Hanya saja, perasaan trauma tidak bisa diukur dari kejadian yang dialami, tapi bagaimana seserorang menerima atau menanggapi peristiwa tersebut. Artinya, dua orang yang berbeda bisa saja mengalami kejadian yang sama tapi hanya salah satu saja yang merasa trauma. Hal ini dipengruhi juga oleh kekuatan mental, iman dan pengasuhan semasa kecil. Itu yang saya perhatikan dari kejadian di sekitar saya yang menimpa salah satu saudara di keluarga besar kami.

Tanda dan Gejala Trauma

Pada umumnya, reaksi terhadap trauma adalah hal yang normal, karena reaksi atau gejala ini merupakan bagian dari proses alami tubuh untuk pulih dari trauma yang dialaminya. Berikut adalah beberapa reaksi atau gejala yang sering muncul:

  • Sangat emosional dan merasa sedih.
  • Sangat waspada terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.
  • Lelah secara fisik.
  • Stress dan cemas.
  • Overprotektif terhadap orang-orang terdekat.
  • Takut untuk bepergian karena khawatir akan terjadi sesuatu yang membahayakan dirinya
Sementara itu ada juga reaksi lain yang dikelompokkan berdasrkan jenisnya seperti berikut:

Reaksi mental

  • Berkurangnya kemampuan untuk mengingat dan berkonsentrasi.
  • Sulit menghindari pikiran mengganggu yang berkaitan dengan kejadian traumatis.
  • Terus-menerus teringat kejadian traumatis tersebut tanpa bisa dikendalikan.
  • Merasa hilang arah dan disorientasi.

Reaksi emosional

  • Muncul rasa takut, panik, dan cemas.
  • Mati rasa, hingga tak bisa merasakan apapun.
  • Mulai mengisolasi diri dan menjauhi semua orang.
  • Depresi, memiliki perasaan bersalah, dan terlalu sensitif terhadap banyak hal  di  sekelilingnya.
  • Terus-menerus merasa waspada karena takut akan ada bahaya lain yang menimpanya.
  • Shock atau terkejut karena tidak bisa percaya dengan kejadian buruk yang menimpanya.

Reaksi fisik

  • Kelelahan.
  • Gangguan tidur.
  • Mual, muntah, dan pusing.
  • Sakit kepala
  • Keringat berlebih.
  • Detak jantung meningkat.

Reaksi perilaku

  • Berusaha menghindari berbagai hal yang mengingatkan terhadap kejadian traumatis.
  • Sulit berhenti untuk memikirkan apa yang telah terjadi.
  • Tidak melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.
  • Perubahan terhadap nafsu makan, seperti makan lebih banyak atau justru lebih sedik
  • Gangguan tidur
  • Mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan tak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau minum kopi secara berlebihan.

Cara mengatasi trauma

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma beberapa di antaranya adalah:

1. Terapi

Salah satu cara yang bisa  ditempuh adalah dengan menjalani psikoterapi atau terapi psikologi. Cara ini dianggap salah satu yang paling efektif, khususnya jika sudah tidak bisa mengatasi kondisi ini secara mandiri atau dengan bantuana oranng terdekat.

2. Penggunaan obat-obatan

Terkadang, penggunaan obat-obatan tertentu dapat membantu mengatasi trauma. Akan tetapi, penggunaan obat ini harus berdasarkan resep dokter, bukan atas keinginan sendiri.

Di samping itu, meski sudah mengonsumsi obat-obatan, dokter tetap harus melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi kesehatan pasien. 

3. Tindakan mandiri di rumah

Sebagai hal yang wajar setelah mengalami kejadian traumatis, trauma sebenarnya bisa hilang tanpa bantuan ahli medis. Namun, harus ada kemauan dari diri sendiri untuk terlepas dari trauma yang dialami. Untuk mengatasi trauma tanpa bantuan ahli medis, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, misalnya:

 a. Tidur cukup dan konsumsi makanan bernutrisi

Saat mengalami trauma, seseorang mungkin menjadi malas makan, tidak bisa tidur, dan hanya ingin diam sendiri di dalam kamar sambil bersembunyi di balik selimut. Sayangnya, itu bukan cara yang tepat untuk mengatasi trauma.

Meski sedang sedih, marah, takut, kecewa, dan merasakan berbagai emosi negatif lainnya, kita tidak boleh lengah menjaga kesehatan. Pasalnya, cara ini dapat membantu mengurangi perasaan trauma yang menghantui.

Dari segi menjaga pola tidur, cobalah untuk selalu tidur tepat waktu. Pastikan bahwa Anda sudah cukup tidur, misalnya selama tujuh jam setiap malam.

Di samping itu, cobalah untuk tidur di waktu yang sama setiap harinya. Ini mungkin bukan hal yang mudah, khususnya dalam kondisi yang tidak stabil seperti saat sedang mengalami trauma.

Namun, kurang tidur justru memperburuk gejala trauma yang muncul. Akibatnya, akan semakin susah mengendalikan keseimbangan emosi Anda.

Di sisi lain, Anda juga perlu menjaga pola makan yang sehat. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang. Tak lupa, hindari berbagai makanan manis atau gorengan untuk membantu meningkatkan suasana hati Anda.

 b. Rutin berolahraga

Berolahraga merupakan bagian dari menerapkan gaya hidup sehat. Saat aktif bergerak, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati Anda.

Untuk mendapatkan manfaatnya, lakukan olahraga secara rutin, misalnya lima hari dalam seminggu. Kemudian, luangkan waktu sebanyak 30 menit setiap harinya untuk berolahraga.

Ada banyak pilihan olahraga yang bisa Anda lakukan, mulai dari berenang, jalan kaki, jogging, berlari, hingga bermain sepeda. Anda bisa memilih jenis olahraga yang paling sesuai dengan kondisi tubuh.

c. Tetap berinteraksi dengan orang lain

Saat mengalami trauma, Anda mungkin cenderung ingin sendiri, mengurung diri di kamar dan menjauhi semua orang. Padahal, terlalu banyak menghabiskan waktu sendiri justru dapat memperparah efek trauma yang Anda alami.

Maka itu, cobalah untuk memperbanyak interaksi dengan orang lain, walau Anda sedang tidak ingin melakukannya. Anda juga perlu melakukan berbagai kesibukan yang dapat mempertemukan dengan banyak orang. Berinteraksi dengan banyak orang dapat membantu Anda agar lebih mudah melalui masa-masa sulit ini. Oleh sebab itu, hindari terlalu banyak menyendiri dan habiskan waktu kita bersama dengan orang lain.

 d. Mendekatkan diri pada Tuhan

Ini dasar banget ya karena berkaitan dengan iman yang benar. Seseorang harus punya keimanan yang benar akan adanya Tuhan. Dzat yang mengatur segala urusan makhluk termasuk diri kita. Setelah paham benar dengan kekuasaan Tuhan, tahap selamjutnya adalah bagaimana kita berusaha untuk mendekatkan diri, bergantung dan bersandar hanya kepada-Nya.

Okey, demikian tadi tips untuk lepas dari trauma ya teman-teman, semoga bermanfaat.

Dari berbagai sumber


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Parenting

Berburu Malam Lailatul Qodar

Bunda Pekerja dan Daycare