Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Berburu Malam Lailatul Qodar

Di dalam bulan Ramadhan, salah satu yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia adalah kedatangan malam lailatul qadar. Mengapa kaum muslimin begitu ingin bisa mendapatkan malam tersebut? Ya, malam ini, dikatakan memiliki kebaikan setara dengan seribu bulan. “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q.S. Al-Qadr: 1-5). Meskipun malam lailatul qadar ini tidak diketahui kapan datangnya, namun umat Islam sudah bisa menanti sejak 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. “Rasulullah bersabda: “Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Imam Bukhari). Pada malam tersebut, terdapat banyak keutamaan bagi umat muslim. Berikut ini, kami rangkum dari be

Review Blog Mba Desi

Dunia blogging adalah sesuatu yang baru buat saya. Membuat blog dan menulis di dalamnya pada awalnya karena tuntutan, sebagai salah satu peserta yang lolos oprec ODOP bach 5. Saya harus posting tulisan setiap hari di blog yang telah dibuat selama dua bulan. Dari situlah awalnya saya berusaha untuk tetbiasa menulis di blog, walau dengan tulisan yang sangat-sangat biasa sekali. Sayangnya, setelah selesai masa seleksi anggota ODOP dengan "one day one post" nya, saya jarang nulis lagi di blog. Sehingga mungkin blog pertama yang saya buat waktu itu sudah jadi sarang laba-laba, hihi hi. Nah, ketika ada kepengurusan baru tahun 2020, ada beberapa program yang baru juga. Salah satunya peogram yang  mewadahi para blogger, dengan grupnya "squad blogger ODOP." Dengan keterbatasan yang ada, saya memberanikan diri untuk gabung di grup tersebut dengan niat belajar. Akhirnya saya membuat blog baru dengan niche parenting. Walau tertatih-tatih saya berusaha untuk tetap berada

Ketika Si Kakak Tidak Puasa

Puasa hari ke-6, saya sempat dibuat "emosi" oleh si kakak yang kelas 4 SD. Sedih, marah,  kecewa juga ada rasa bersalah. Campur aduk jadi satu lah. Pasalnya anak sulung saya tersebut membatalkan puasa sebelum waktunya, tanpa alasan yang syar'i. Alasannya lapar dan sakit perut. Namanya orang puasa ya lapar lah.. Yang membuat saya semakin sedih,  ia malah membuat susu dan meminumnya walau hanya sedikit tanpa sembunyi. Seolah ia ingin menarik perhatian saya dan menguji bagaimana reaksi saya melihat hal tersebut. Sempat mau marah-marah tapi saya tahan. Saya hanya mengingatkannya untuk segera menyimpan gelas berisi susu teesebut ke dalam kulkas. Saking sedih dan kecewanya,  saya menyingkir dan berdiam di kamar. "Saya merasa ada yang tidak beres, dan saya harus mengungkapnya. Tiak boleh emosi dan marah-marah kepada anak." Pikir saya. Sempat menangis juga saya waktu itu. Karena apapun perilaku anak, baik atau buruk, pasti ada andil orang tua di dalamnya. Mempe