Postingan

Kenangan Masa Lalu

Dalam perjalanan hidup kita tentunya banyak peristiwa yangbtelah kita alami. Ada yang menyenangkan ada pula yang menyedihkan. Bahakan saking berkesannya ada suatu peristiwa yang tidak bisa kita lupakan. Kalau aku sih lebih suka mengingat peristiwa yang menyenangkan aja, hehe he. Kenangan terindah bagiku adalah ketika masa kanak-kanak dulu. Ketika tinggal di kampung halaman bersama bapak, ibu dan saudara-saudaraku. Di halaman dan belakang rumah,bapak banyak menanam pohon buah-buahan. Setiap kali ada buah-buahan yang masak dan tidaknyerlalu tinggi, aku selalu bersemangat untuk memetiknya. Kalau yang agak tinggi, bisanya bapak mengangkat tubuh mungilku untuk menggapai dan memetik buah-buah itu. Waktu itu, pohon jeruk di halaman rumah sudah menguning buahnya. Ayah mengangkat tubuh mungilku untuk memetik buahnya. Senang sekali aku saat itu. Sebuah pengalaman berharga sekaligus menyedihkan pernah kualami ketika kelas dua SMA dulu. Waktu itu bulan Ramadhan. Siang hari pulang sekolah bers

Wisata dengan Membaca

Saya merasa Kesukaan saya membaca, sangat dipengaruhi oleh kebiasaan ayah saya yang juga suka membaca. Ayah yang seorang guru, sering meminjam buku  di perpustakaan sekolah tempat beliau mengajar untuk dibaca oleh kami, anak-anak beliau di rumah. Sebulan sekali beliau membawa majalah anak-anak untuk kami. Waktu itu masih masanya majalah si Kuncung, Ceria atau Belia. Saking sukanya ayah membaca , sampai-sampai ketika ada tugas  perjalanan dari yaysan keluarga, ke wilayah Sumatera dan Jakarta, beliau tidak ketinggalan membawa oleh-oleh majalah. Buku yang saya baca di masa kecil dan masih saya ingat sampai sekarang adalah buku yang berjudul Kaca-kaca Berdebu. Isinya tentang kisah para sahabiyah ramsulullah Muhammad shalallahu alaihi wa salam. Tokoh yang paling saya ingat dalam buku tersebut adalah Asma binti Abu Bakar, wanita yang membelah ikat pinggangnya jadi dua. Bicara tentang genre buku yang saya suka nih, buku bertema sejarah adalah buku favorit saya, lebih saya sukai daripada

Moment Berkesan Saat Melahirkan

Menjadi seorang ibu adalah dambaan dari setiap wanita yang sudah menikah. Ada perasaan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata ketika ada mahluk kecil  yang memanggil saya ibu kemudian menjadikan kita seseorang yang ia jadikan tempat berlindung, mengadu dan merajuk. Tidak merasa terbebani, tapi justru senang dan bersyukur karena merasa dibutuhkan. Kehamilan pertama tidak berjalan mulus, karena harus keguguran pafa usia kehamilan sekira delapan pekan. Alhamdulillah.. tidak terlalu lama, tiga bulan setelah peristiwa menyedihkan tersebut,  saya dinyatakan positif hamil lagi. Kali ini lebih hati+ hati dalam menjaga kehamilan. Baik dari segi aktifitas maipun asupan makanan, benar-benar kami pethatikan.  Tidak ada drama mual-mual dan muntah pada kehamilan saya. Bahkan sampai usia kehamilan lima bulan, tak banyak orang yang tahu kalau saya hamil. Berat badan tidak tetlalu naik signfikan. Praktis, mitos tentang ibu hamil tidak saya rasakan, hehe he. Tak terlihat perubahan fisik yang me

Tips Memilih Daycare

Bagi bunda bekerja, meniitipkan anak ke daycare menjadi pilihannya, manakala belum mendapatkan pengasuh bagi anaknya yang masih kecil. Lantas daycare seperti apa sebaiknya dipilih untuk menitipkan anak kita. Kalau dalam tulisan sebelumnya sudah disampaikan sedikit gambaran  tentang peran daycare dan bunda anak kita yang masih dalam masa pertumbuhan awal. Nah, pada tulisan kali ini, akan disampaikan tentang tips memilih daycare untuk buah hati kita. Berikut ini beberapa tips yang sebaiknya kita jadikan pertimbangan dalam memilih daycare: 1. Jarak Jarak dari rumah atau kantor ke daycare menjamdi pertimbangan, agar bunda mudah ketika harus antar jemput anak. Hal ini akan membuat efisien waktu kita. 2. Memiliki Ijin Operasional Sebuah lembaga bila sudah memiliki ijin operasional diharapkan bisa lebih bertanggung jawab dalam menjalankan kewajibannya. 3. Jumlah Pengasuh Perbandingan pengasuhyang ideal adalah 1 banding 2 atau 3 untuk anak usia 1 tahun ke bawah. Semakin bertambah us

Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 belum berakhir. Era new normal yang digagas pemerintah merupakan masa transisi dari PSBB menuju hidup yang mendekati normal sepeeti sebelum terjadi pandemi.  Tentu saja new normal ini tidak berarti bahwa kita sudah bisa hidup bebas seperti masa sebelum terjadi pandemi. Batasan-batasan dalam bersosialisasi secara tatap mula masih ada. Di sisi lain, tahun ajaran baru 2020/2021 segera tiba. Pertengahan Juli adalah jadwal dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021. Tahun ajaran baru kali ini, tetap akan dimulai sesuai kalender akadamik. Namun karena masa pendemi covid-19 belum berakhir, ada kebijakan pendidikan yang diambil pemerintah terkait bagaimana pelaksanaan pembelajran di masa pandemi covid-19.  Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi Bagi sekolah yang berada di zona hijau, pemerintah mempersilakan untuk mengadakan pembelajaran tatap muka di sekolah.  Itupun harus tetap dengan prorokol kesehtan yang disiplin. Seperti tetap memakai masker, jaga jarak dan jaga

New Normal dan Gaya Hidup Baru

New normal, mungkin itu kata-kata yang paling akrab dan sering kita dengar saat ini. Definisi New normal  itu sendiri adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional. ( Tirto.id/26Mei2020) Kalau memperhatikan definisi di atas, kita akan dapati kata kunci sebagai tijuan dari new Normal adalah untuk mempercepat penanganan COVID-19 baik dalam aspek kesehatan, sosial maupun ekonomi. Bahkan, di sebagian tempat orang-orang sudah ramai beraktifitas seperti tidak dalam keadaan pandemi. Mereka mengabaikan protokol kesehatan pada masa "New Normal", seperti harus menggunakan masker, jaga jarak dan mengjindari keeumunan. Akibatnya, ada peningkatan jumlah orang yang terinfeksi COVID-19. Sebenarnya bukan seperti itu perubahan perilaku yang diharapkan.  Harusnya lebih mengedepankan

Bunda Pekerja dan Daycare

Menjadi ibu bekerja, seolah sudah menjadi keniscayaan di masa kini. Bisa jadi karena masalah ekonomi ataupun tuntutan status sosial. Bila pekerjaan itu bisa dikerjakan di rumah, seorang ibu tentunya masih bisa mengasuh anaknya disamping melakukan profesi pekerjaannya.  Namun bila pekerjaannya menuntut seorang ibu harus keluar rumah setiap hari, bahkan dengan waktu yang cukup lama, misal dari pagi sampai sore, tentu seorang ibu yang punya anak, harus mempunyai asisten yang bisa membantu mengurus anak-anaknya. Terlebih bila anaknya masih ada yang balita. Namun,  mencari asisten rumah tangga apalagi sekalugus mengasuh anak, bukanlah hal yang mudah saat ini. Akibatnya, banyak orang tua yang mempunyai anak balita mulai melirik tempat penitipan anak atau daycare yang semakin banyak bermunculan saat ini. Anak Bukan Benda Mati Banyaknya tempat penitupan anak atau daycare saat ini, menjadi solusi yang sangat membantu bagi ibu pekerja yang harus bekerja dengan meninggalkan rumah. Namun per