Kenangan Masa Lalu

Dalam perjalanan hidup kita tentunya banyak peristiwa yangbtelah kita alami. Ada yang menyenangkan ada pula yang menyedihkan. Bahakan saking berkesannya ada suatu peristiwa yang tidak bisa kita lupakan. Kalau aku sih lebih suka mengingat peristiwa yang menyenangkan aja, hehe he. Kenangan terindah bagiku adalah ketika masa kanak-kanak dulu. Ketika tinggal di kampung halaman bersama bapak, ibu dan saudara-saudaraku. Di halaman dan belakang rumah,bapak banyak menanam pohon buah-buahan. Setiap kali ada buah-buahan yang masak dan tidaknyerlalu tinggi, aku selalu bersemangat untuk memetiknya. Kalau yang agak tinggi, bisanya bapak mengangkat tubuh mungilku untuk menggapai dan memetik buah-buah itu. Waktu itu, pohon jeruk di halaman rumah sudah menguning buahnya. Ayah mengangkat tubuh mungilku untuk memetik buahnya. Senang sekali aku saat itu.

Sebuah pengalaman berharga sekaligus menyedihkan pernah kualami ketika kelas dua SMA dulu.

Waktu itu bulan Ramadhan. Siang hari pulang sekolah bersama teman dekat naik sepeda onthel, kami melajukan sepeda lumayan kencang mengingat kami belum sholat dhuhur. Jadi ingin cepat-cepat sampai rumah, sholat dhuhur terus istirahat. Di perempatan jalan kami berpisah menuju arah rumah kami masing-masing. Karena ngebut itulah aku jadi kurang hati-hati. Tepat di depan rumah ketika aku mau menyeberang, dari arah berlawanan ada sepeda motor melju dengan kencang dan menabrak aku. Aku sangat terkejut dan jatuh bersama sepedaku. Aku masih berjalan rumah. Kulihat kakak lelakiku dan bapak berlarian ke luar rumah. Sepeda segera disingkirkan oleh kakakku ke halaman. Sebuah becak yang sedang melaju distop oleh bapak agar mengantarku ke rumah sakit. Ibuku yang keluar rumah belakangan, terlihat menangis mendapatiku mengalami kecelakaan. Aku mencoba menenangkan beliau. Ternyata yang membuat beliau menangis salah satunya adalah jilbabku yang berwarna putih berlumuran darah. Kuraba kepalaku, basah. Tanganku berwarna merah. Segera bapak menyuruhku naik becak dan berangkat ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, baru aku measakan dampak kecelakaan yang kualami. Ketika baru jatuh aku tidak merasakan apa-apa, hanya terkejut. Tapi kerika sudah masuk bangsal aku merakan pusing dan mual yang sangat. Perawat membawakan obat yangbharus aku minum. Terpaksa aku membatalkan puasaku. Dan yang membuat aku sedih lagi, aku belum sholat dhuhur waktu itu. Padahal jarak dari rumah tinggal beberapa seti. Tapi takdir Allah memghalangiku untuk masuk rumah. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa itu. Pengalaman berharga bagiku. Jangan tergesa-gesa, hati-hati, jangan  menunda sholat kalau sudah tiba waktunya.  dan betapa sayang serta perhatiannya keluarga besarku. Silih berganti bapak, kakak, paman, juga bibi menengok dan mengjiburku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Parenting

Berburu Malam Lailatul Qodar

Bunda Pekerja dan Daycare