Postingan

Berburu Malam Lailatul Qodar

Di dalam bulan Ramadhan, salah satu yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia adalah kedatangan malam lailatul qadar. Mengapa kaum muslimin begitu ingin bisa mendapatkan malam tersebut? Ya, malam ini, dikatakan memiliki kebaikan setara dengan seribu bulan. “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q.S. Al-Qadr: 1-5). Meskipun malam lailatul qadar ini tidak diketahui kapan datangnya, namun umat Islam sudah bisa menanti sejak 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. “Rasulullah bersabda: “Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Imam Bukhari). Pada malam tersebut, terdapat banyak keutamaan bagi umat muslim. Berikut ini, kami rangkum dari be

Review Blog Mba Desi

Dunia blogging adalah sesuatu yang baru buat saya. Membuat blog dan menulis di dalamnya pada awalnya karena tuntutan, sebagai salah satu peserta yang lolos oprec ODOP bach 5. Saya harus posting tulisan setiap hari di blog yang telah dibuat selama dua bulan. Dari situlah awalnya saya berusaha untuk tetbiasa menulis di blog, walau dengan tulisan yang sangat-sangat biasa sekali. Sayangnya, setelah selesai masa seleksi anggota ODOP dengan "one day one post" nya, saya jarang nulis lagi di blog. Sehingga mungkin blog pertama yang saya buat waktu itu sudah jadi sarang laba-laba, hihi hi. Nah, ketika ada kepengurusan baru tahun 2020, ada beberapa program yang baru juga. Salah satunya peogram yang  mewadahi para blogger, dengan grupnya "squad blogger ODOP." Dengan keterbatasan yang ada, saya memberanikan diri untuk gabung di grup tersebut dengan niat belajar. Akhirnya saya membuat blog baru dengan niche parenting. Walau tertatih-tatih saya berusaha untuk tetap berada

Ketika Si Kakak Tidak Puasa

Puasa hari ke-6, saya sempat dibuat "emosi" oleh si kakak yang kelas 4 SD. Sedih, marah,  kecewa juga ada rasa bersalah. Campur aduk jadi satu lah. Pasalnya anak sulung saya tersebut membatalkan puasa sebelum waktunya, tanpa alasan yang syar'i. Alasannya lapar dan sakit perut. Namanya orang puasa ya lapar lah.. Yang membuat saya semakin sedih,  ia malah membuat susu dan meminumnya walau hanya sedikit tanpa sembunyi. Seolah ia ingin menarik perhatian saya dan menguji bagaimana reaksi saya melihat hal tersebut. Sempat mau marah-marah tapi saya tahan. Saya hanya mengingatkannya untuk segera menyimpan gelas berisi susu teesebut ke dalam kulkas. Saking sedih dan kecewanya,  saya menyingkir dan berdiam di kamar. "Saya merasa ada yang tidak beres, dan saya harus mengungkapnya. Tiak boleh emosi dan marah-marah kepada anak." Pikir saya. Sempat menangis juga saya waktu itu. Karena apapun perilaku anak, baik atau buruk, pasti ada andil orang tua di dalamnya. Mempe

Mengapa Harus Menahan Lapar?

Bulan Ramadhan identik dengan ibadah puasa. Ibadah puasa itu sendiri banyak sekali keutamaannya. Beberapa di antaranya seperti disebutkan dalam hadits berikut: Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan

Pentingnya Kekuatan Aqidah dalam Kehidipan Anak-anak Kita

Mempunyai anak yang cerdas, berprestasi, disenangi banyak orang dan adakalanya terkenal, menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Tapi, tahukah ayah bunda, keadaan yang kelihatannya sempurna itu belum cukup? Anak yang cerdas, berprestasi dan terkenal, namum tidak mempunyai keimanan yang benar dan baik terhadap penciptanya, akan mudah sekali menjadi manusia rapuh. Mudah terombang-ambing, tergoda untuk melakukan hal-hal yang kadang menyimpang baik secara sosial maupun keagamaan. Akhirnya menjadi manusia yang "gagal." Hal itu, karena tidak adanya prinsip keimanan yang kuat dalam dirinya. Teringat kita dengan kisah Nabi Allah, Ya'kub 'alaihissalam, ketika menjelang wafatnya, beliau bertanya kepada anak-anaknya. Siapa yang akan disembah, setelah wafatnya? Anak- Lantas, bagaimana cara kita menanamkan keimanan atau kalau dalam ajaran Islam lebih di kenal dengan akidah? Utamanya pada anak dalam masa pertumbuhan? Pertama, dekatkan mereka dengan kisah-kisah ata

Cerdas Finansial pada Anak

Rumah di pinggir jalan apalagi di persimbapangan seperti pertigaan atau perempatan memang strategis. Sebagai tempat usaha juga menjanjikan kata orang-orang. Tapi bagi yang punya anak!-anak yang masih relatif kecil, kadang menjadi kendala tersendiri. Utamanya tentang ramainya lalu lintas kendaraan dan banyaknya penjual jajanan yang lewat atau  bahkan ngetem. Keadaan yang kedua ini yang ingin saya bahas di sini. Anak-anak yang masih serba ingin, bisa-bisa membeli semua jajanan yang berseliweran setiap saat. Emaknya harus putar otak. Bagaiman agar si anak tidak merengek minta beli setiap ada penjual yang lewat atau ngetem di dekat rumah. Memberikan pemahaman yang mudah dimengerti oleh anak berusia tiga tahunan tanpa membohongi. Akhirnya saya coba apa yang dulu saya terapkan pada kakaknya yang alhamdulillah lumayan berhasil. 1. Pertama, tidak semua keinginannya dituruti. Adakalanya menangis, biasa saja. Jangan setiap kali menangis didiamkan dengan meluluskan semua keinginannya

Menumbuhkan Empati Sejak Dini

Ketika ada salah  siswa TK kami menangis di kelas, tanggapan teman-temannya beragam. Ada yang merasa kasihan, kemudian bertanya kenapa menangis. Ada yang berusaha mendiamkan. Ada yang melihat saja dengan pandangan kasihan tanpa berkata-kata. Namun ada juga yang berkomentar sinis karena merasa tertanggu dengan suara tangisnya. Dari keadaan di atas kita bisa melihat siapa anak-anak yang bersimpati, berempati, bahkan antipati terhadap keadaan teman di sekitarnya. Sebagai orang tua, tentunya kita ingin agar anak-anak kita mempunyai empati terhadap keadaan di sekitarnya. Apa sebenarnya empati itu, dan bagaimana menumbuhkannya dalam diri anak-ansk kita? Empati, kalau dalam KBBI diartikan sebagai keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Betikut ini tips yang bisa ayah bunda praktekkan untuk menanamkan peradaan empati pada anak: 1. Orang Tua Memberi Contoh Empati pada A